Tuesday, 30 April 2013

Royalti atau Jual Putus?

Ketika naskah yang dikirim telah mendapat acc penerbit, waktunya bagi penulis untuk memutuskan mau memakai sistem royalti atau jual-putus.

Beberapa hari lalu, aku membaca tulisan di sebuah grup. Penulis curhat, naskahnya telah disetujui oleh penerbit dengan sistem jual-putus, tapi sudah setahun lebih buku itu tak jua terbit. Meskipun telah mendapat uang pembayaran, tapi sebagai penulis ia merasa tak puas sebelum melihat karyanya mejeng di rak toko buku. Beberapa orang berkomentar itulah resiko jual-putus, penulis tak bisa berbuat apa-apa setelah naskah dibeli.

Dari situ muncul pertanyaan, benarkah Jual Putus (disebut juga flat) selalu merugikan penulis? Dan apakah sistem royalti selalu menguntungkan penulis?

Sebelum menjawab untung-rugi, kita perlu tahu perbedaan sistem royalti dan jual putus.

Sistem Royalti:

(1) penulis mendapat pembayaran sesuai dengan jumlah buku yang terjual dalam periode tertentu. Penulis biasanya mendapat 10% dari harga jual buku, ada yg dari harga bruto tapi ada juga dari harga netto, penulis perlu mencermati Surat Perjanjian Penerbitan (SPP). Royalti 10% bukan harga mati, untuk penulis dengan nama besar yang sudah teruji pasar, tentu bisa mendapat lebih. Untuk penjualan proyek pemerintah biasanya nilai prosentasi turun menjadi 5%.

Sunday, 28 April 2013

Lupi Miss Palopa (Novel-Anak)


Palupi Indriaswari Safitri. Itu nama lengkap Lupi. Tapi teman-teman memanggilnya Miss Palopa. Tahu kenapa? Karena sifat Lupi yang sangat (ssttt… jangan keras-keras) p-e-l-u-p-a! Sifat Lupi  yang satu itu membuat ia harus mengalami berbagai kejadian konyol dan memalukan. Ia pernah berangkat ke sekolah pada hari libur. Ia pernah salah masuk kelas dan menjadi bahan tertawaan.  Gara-gara lupa juga Lupi bertengkar dengan temannya.

Lupi benci dijuluki Miss Palopa. Ia ingin dipanggil Lupi saja atau Lupi titik, tanpa buntut apa pun. Lupi berusaha sekuat tenaga menghilangkan sifat pelupanya.  Apabila ia tidak lagi pelupa maka teman-teman tidak lagi berhak memanggilnya Miss Palopa! Maka berbagai usaha dilakukan Lupi, mulai dari membuat neckbook (buku catatan kecil) sampai belajar mantera pemanggil benda.

Tapi bisakah Lupi menghilangkan sifat pelupanya?

Lomba Penulisan Novel Remaja IceCube

Deadline, 30 Juni 2013.












































sumber: fb. IceCubePublisher

Lomba Menulis Novel Teen & Young Adult Romance Bukune

Deadline: 31 Mei 2013
Syarat:
1. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia, dengan panjang naskah 60—150 halaman A4, 1 spasi, 12 pt, Times New Roman, margin standar.
2. Naskah merupakan karya asli, bukan terjemahan atau saduran, dengan kategori novel romantis untuk remaja dan dewasa muda.
3. Elemen utama yang dikedepankan dalam Lomba Menulis Novel Teen &Young Adult Romance Bukune adalah jalinan hubungan cinta dan kisah romantis antara dua tokoh utama dengan konflik-konflik yang mereka hadapi, tetapi tentunya tidak klise. Cerita berlatar dunia sekolah, kuliah, atau dunia kerja dengan usia tokoh berkisar 17—25 tahun.
4. Untuk referensi naskah Lomba Menulis NovelTeen &Young Adult Romance Bukune ini, kamu bisa juga membaca Selamanya Cinta (Kireina Enno), Hujan Punya Cerita tentang Kita (Yoana Dianika), Dilema (Alvi Syahrin), Ketika (Aiman Bagea).
5. Cerita tidak mengandung SARA dan pornografi.
6. Naskah belum pernah dipublikasikan di media cetak maupun elektronik dan tidak sedang diikutsertakan dalam lomba lain.
7. Naskah dikirimkan dalam bentuk print out. Sertakan sinopsis keseluruhan cerita minimum dua halaman, biodata beserta nomor kontak yang bisa dihubungi, dan formulir lomba (DOWNLOAD DI SINI!). Kirim ke:
PANITIA LOMBA MENULIS
NOVEL TEEN & YOUNG ADULT ROMANCE BUKUNEJalan H. Montong No. 57 Ciganjur-Jagakarsa
Jakarta Selatan, 12630
Telp: 021-7888 3030